Teknik yang dapat diterapkan
dalam Perbanyakan bibit yang cepat adalah melalui kultur in vitro untuk
meningkatkan pembentukan anakan. Kultur in vitro tidak hanya dapat digunakan
untuk konservasi dan perbanyakan tanaman, melainkan dapat juga diterapkan untuk
produksi metabolit sekunder. Melalui teknik ini, produksi metabolit sekunder
tidak bergantung kepada sumber tanaman di lapang. (Shofiyani dan
Hajoeningtijas, 2010). budidaya dengan kultur in vitro juga mempunyai masalah
yang harus diselesaikan, salah satu yang begitu penting adalah sterilisasi
eksplan. Menurut Sandra (2002), sterilisasi merupakan permasalahan utama yang
menentukan keberhasilan kultur jaringan, terutama sterilisasi eksplan yang
berasal dari luar atau lapang. Jika sterilisasi gagal maka kegiatan selanjutnya
tidak bermanfaat. Kesulitan perbanyakan tumbuhan yang terkontaminasi
mikroorganisme dengan kultur jaringan, yaitu bagaimana mematikan atau
menghilangkan mikroorganisme dengan bahan sterilian tanpa mematikan tumbuhan
(eksplan) (Darmono, 2003).
Menurut Gunawan (1987)
bahan-bahan sterilisasi yang biasa digunakan umumnya bersifat toksik terhadap
jaringan. Melihat hal tersebut konsentrasi sterilan harus diperhatikan agar
bisa menghilangkan kontaminan tetapi tidak merusak atau mematikan eksplan. Berbagai
cara sterilisasi telah banyak dilakukan oleh peneliti maupun pelaksana kultur
in vitro dengan menggunakan berbagai macam cara yang diharapkan efektif untuk
menghilangkan sumber kontaminan yang terdapat dalam eksplan. Kombinasi bahan
sterilan dan waktu perendaman yang tepat merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan streilisasi.
Ada berbagai bahan kimia
sterilant yang dibutuhkan untuk sterilisasi eksplan yaitu natrium hipoklorit
(NaClO), Sodium hipoklorit (klorox), merkuri khlorit (Sublimat), detergent dan
alkohol 70% (Shofiyani dan Hajoeningtijas, 2010). Fauzan et al.(2017) menyatakan pada penelitiannya
perlakuan HgCl2 300 mg/L merupakan konsentrasi terbaik untuk sterilisasi kultur
tunas samping jati yang dapat menghasilkan kultur dengan tingkat aseptik
tertinggi yaitu sebanyak 85%. Menurut Suratman et al. (2013) Pemberian bahan
sterilisasi NaClO 3 % selama 5 menit yang dikombinasikan dengan HgCl2 0,1 %
selama 5 menit memberikan hasil yang terbaik dalam menekan persentase
terkontaminasi pada eksplan daun.