Jumat, 05 Januari 2024

Begonia dan Stomata

 Begonia

Begonia handelii

Begonia (Begoniaceae) adalah salah satu marga besar dalam kelompok Angiospermae yang banyak ditemukan di hutan tropis (Tebbitt, 2005), dengan kekhasan karakter daun asimetris. Begonia juga dapat mudah dikenal dengan kombinasi karakter perawakan herba, dengan variasi bentuk, ukuran, corak dan warna daun yang menarik serta bunga yang berwarna-warni. Keistimewaan Begonia terutama terletak pada daunnya yang indah, berlekuk, berkerut, berumbai atau berbulu menjadikannya sangat cocok dijadikan tanaman hias (Hartutiningsih, 2017).

Begonia adalah salah satu jenis tanaman yang diperjualbelikan dan digunakan sebagai tanaman hias. Untuk menjamin ketersediaan tanaman Begonia dalam jumlah yang cukup, diperlukan adanya upaya perbanyakan dan budidaya. Salah satu cara perbanyakan Begonia adalah dengan cara vegetatif menggunakan bagian tanaman seperti daun, batang, cabang atau akar. Moko (2004) menyatakan bahwa perbanyakan tanaman secara vegetatif memiliki beberapa keuntungan seperti, diperolehnya tanaman baru dengan sifat genetik yang sama dengann induknya, pertumbuhan yang seragam, serta dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Setek adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan tanaman yang ditumbuhkan menjadi individu baru (Sakai & Subiakto, 2007). Wudianto (2004) menyatakan bahwa Begonia adalah salah satu jenis tumbuhan yang dapat diperbanyak dengan setek daun.



  Stomata

Stomata merupakan alat istimewa pada tumbuhan, yang merupakan beberapa sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas maupun bawah daun. Struktur stomata sangat bervariasi pada tumbuhan, terutama bila dibandingkan untuk tumbuhan yang lingkungan hidupnya cukup kontras. Melalui stomata tumbuhan menunjukkan kemampuan adaptasinya terhadap perubahan dan stres dari lingkungannya. Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi.

Stomata merupakan celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang khusus, yakni sel penutup Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan di atas tanah, tetapi paling banyak ditemukan pada daun. Pada daun, stomata dapat ditemukan di kedua permukaan daun (amfistomatik) atau pada satu permukaan saja yaitu permukaan atas (epistomatik) atau pada permukaan bawah (hipostomatik).

Stomata merupakan salah satu derivat epidermis, sehingga perubahan intensitas cahaya yang berpengaruh terhadap epidermis juga akan berpengaruh terhadap stomata. Perubahan jumlah stomata dan epidermis dapat dilihat melalui indeks stomata. Indeks stomata merupakan perbandingan antara jumlah stomata dengan jumlah total epidermis ditambah stomata, dimana tiap satu stoma dihitung sebagai satu sel. Indeks stomata menunjukkan tingkat kerapatan stomata (Wallis, 1965).

Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung, di mana stomata mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2.

Stomata juga berperan sebagai jalan masuk patogen ke jaringan daun (Sastrahidayat 1990). Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang. Sel penjaga yaitu sel yang mengelilingi dan mengontrol ukuran rongga stomata. Sel ini sekaligus mengontrol pertukaran gas dan kehilangan air (Roberts, 2002). Stomata mayoritas terletak pada daun. Batang juga memiliki stomata, namun dalam jumlah yang sedikit (Steeves dan Sawhney, 2017).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar